Sabtu, 21 Desember 2013

RAHASIA UNTUK IBU




Jika kita beruntung,satu khayalan saja bisa berubah menjadi jutaan kenyataan.

Saat merenungkan tibanya masa liburan, yang kuingat adalah kehangatan dan keindahan Lebaran masa kecil, dan terasa sebuah senyuman tersungging di wajahku. Lebaran memang saat yang perlu dikenang. Saat aku semakin dewasa, kenangan lebaran menjadi semakin pudar dan menjadi saat yang menyedihkan dan menyesakkan bagiku... sampai tahun yang lalu. Saat itulah aku menyadari bagaiman cara menangkap keindahan dan keringanan masa kecil yang kurasakan ketika aku masih kecil.

 
Setiap tahun aku selalu kelimpungan, bingung soal sesuatu yang baru apa yang harus kubelikan untuk ibuku. Jilbab, mukena, busana muslim atau sandal? semuanya memang kado yang bagus, tetapi tidak bisa mengungkapkan ucapan “Aku cinta Mama” sebagaimana mestinya. Aku ingin kado yang lain, sesuatu yang pasti akan disukainya seumur hidup.sesuatu yang bisa mengembalikan senyum manisnya dan membuatnya berjalan lebih semangat. Ibuku hidup sendirian, dan meskipun aku ingin sekali bisa sering menemaninya, tetapi hanya bisa datang sesekali saja mengingat kesibukan ku. Jadi, aku memutuskan untuk menjadi malaikat rahasia rahasia baginya. Tapi pernah kusangka ini cara yang paling jitu.
Aku keluar dan membeli segala macam kado kado kecil, lalu beranjak kedaerah lebih mahal di pertokoan itu. Kuambil pernak pernik yang biasa biasa saja, barang yang kutahu hanya akan disukai oleh ibuku. Kubawa pulang semua belanjaan itu dan kubungkus setiap kado itu dengan bungkusan yang berlainan.lalu aku duduk di depan komputer dan membuat kartu untuk semua kado itu. Lalu, kumulai petualanganu. Hari pertama ku mengasyikan, dan kado itu antarkan dan kuletakkan di pintu. Kemudian, aku bergegas pulang dan menelponnya, pura-pura menanyakkan kesehatannya. Ibu sedang berbunga-bunga. Ada orang yang memberinya kado dan menandatanganinya “Dari Malaikat Rahasia.”
Keesokkan harinya, skenario yang sama kumain kan lagi. Setelah atau lima hari, aku berkunjung kerumahnya, dan aku terharu. Ibu memajang semua kadi itu didapurnya dan memamerkannya kepada setiap orang dikompleks apartemennya. Semua kertas pembungkusannya dihamparkan dan masing-masing menunjukkan kartu yang masih menempel. Ibu tak pernah berhenti menceritakan pengagum misterius ini sepanjang kunjungan ku. Matanya berbinar ceria dan suaranya berirama merdu.Ibu serasa di awang-awang. Setiap hari ibu menelponku, mengabarkan kado baru yang ditemukannya ketika bangun pagi. Lalu, dia memutuskan untuk menangkap basah orang yang mengirimkan kado itu dan tidur disofa dengan pintu agak terbuka. Jadi, kuantar kado agak siang hari, dan ibu menjadi khawatir bahwa kadonya tidak akan datang lagi. Dia membuatku sama bersemangatnya dengan dirinya. Pada hari terakhir, catatan kado memintanya untuk berpakaian rapi pada hari sabtu itu, lalu kerestoran untuk makan malam. Disanalah dia akan bertemu dengan malaikat rahasianya. Ibu menjadi gembira sekali. Catatan itu juga memintanya untuk mengajak putrinya susan (ya aku ini). Dikatakan bahwa ibu akan mengetahui siapa Malaikat Rahasianya dari pita merah yang akan dikenakannya. Jadi aku menjemput ibu dan kami berangkat.
Ketika kami tiba, pelayan mengantar kami kemeja, dan ibu melihat kesekeliling restoran. Senyumnya hilang dan bertanya kapan bisa bertemu Malaikat Rahasianya. Perlahan-lahan kubuka jaketku, dan tampak pria merah itu. Ibu meneteskan air mata dam meributkan bahwa pasti aku mengeluarkan banyak uang dan bagimana aku hrus repot-repot melakukannya. Belum pernah kulihat ibu sebahagia itu.
Setelah semuanya usai, kuingat betapa bahagianya hatiku, dan secepat itu pula aku ingat sesuatu yang penting. Semasa aku kecil, ibukulah yang mengajariku bahwa memberi itu lebih baik dari pada menerima. Aku seakan-akan di tampar keras-keras. Selama bertahun-bertahun, saat aku merasa sedih menyambut masa liburan, kemungkinan besar itu karena aku terlalu mencurahkan perhatian pada “menerima” bukan “memberi”. Aku merasa menjadi begitu kecil saat mengingat hal itu, dan sekrang aku yakin, ibu memang tahu apa yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar