Agaknya ini
dimulai pada masa remaja. Misalkan
aku memakai celana jeans
sobek milikku
yang palig bagus dan hendak keluar rumah, lalu
Ibu memandangiku dan bertanya dengan nada mengkritik,
“itu yang mau kau pakai?” Ya. ”Didepan
umum?” ya. “terlihat orang?” ya. Aku sudah hafal percakapan rutin ini, tetapi
tetap saja aku menggigit umpan. Kenapa, Ibu? Nggak SUKA pakaianku? “nggak, nggak
apa-apa,” kata dia... “nggak apa-apa,” KATA dia... MAKSUD dia. ”kalau kau keluar rumah
dengan pakaian seperti itu dan orang melihat mu, mereka pasti berasumsi kau
anak miskin yang baru keluar penjara, dan menyalahkanku secara pribadi untuk
itu, karena kau TAHU mereka pasti berfikir begitu... selalu saja SALAH SI
IBU... yah,
Sabtu, 21 Desember 2013
HAL TERBAIK YANG PERNAh DIKATAKAN IBU KEPADAKU
Hati
seorang ibu adalah ruang kelas bagi anaknya.
Ketika usiaku
sekitar dua belas tahun, Ibu menceritakan kecerdikanku saat aku masih berusia
tiga tahun. Kenangannya, yang pasti sudah berubah dengan berlalunya waktu
bertahun-tahun, melukiskan diriku sebagai anak prasekolah yang hebat. Bagiku, diriku yang sekarang lebih
buruk dari pada sipemikat hati berambut emas yang dikenang ibu itu. Pada usia
dua belas, aku masih belum bisa disebut remaja, dan aku merasa canggung karena
menggunakan kacamata bergagang tebal dan rambut keriting buatan rumah (Waktu
itu rambut keriting tidak populer).
HAL-HAL YANG TAK PERNAH KUCERITAKAN KEPADA IBU
Jangan
menunggu keadaan ideal,atau kesempatan terbaik, karena semua itu tak akan
pernah terjadi.
Suatu hari, saat
sedang membersihkan debu dari rak, sebuah
wadah porselen nyaris terlepas dari genggaman tanganku. Wadah itu, yang
bergambar kincir angin di satu sisi, disertai tulisann kata “jelai” di bawahnya
termasuk seperangkat tabung hadiah perkawinan untuk kedua orang tua ku pada
tahun 1970.
Aku masih ingat waktu aku masih kecil, aku belajr membaca kata, beras, tepung, havermut, dan jelai yang terletak diatas
kepalaku di rak dapur. Satu-satunya
wadah yang masih ada ini dan aku sungguh tercengang saat hal itu ku sadari
sekarang menjadi pusaka keluarga. Hari
itu, Saat tabung itu nyaris terlepas dari genggaman tanganku, kurasakan sekilas duka, kesedihan yang masih tetap
kurasakan saat mengenang ibunda ku telah berpulang.
RAHASIA UNTUK IBU
Jika
kita beruntung,satu khayalan saja bisa berubah menjadi jutaan kenyataan.
Saat merenungkan
tibanya masa liburan, yang
kuingat adalah kehangatan dan keindahan Lebaran masa kecil, dan terasa sebuah senyuman
tersungging di wajahku. Lebaran
memang saat yang perlu dikenang. Saat aku semakin dewasa, kenangan lebaran menjadi semakin pudar
dan menjadi saat yang menyedihkan dan menyesakkan bagiku... sampai tahun yang
lalu. Saat itulah aku menyadari bagaiman cara menangkap keindahan dan
keringanan masa kecil yang kurasakan ketika aku masih kecil.
DUKUNGAN TANPA PAMRIH
Seorang
ibu adalah seorang yang,ketika hanya melihat ada empat iris kue untuk lima
orang, segera berkata bahwa dia suka kue.
Aku lahir pada
tanggal 25 Februari, yang kebetulan juga hari ulang tahun ibuku. Seakan-akan
waktu yang satu ini meramalakan betapa dalamnya hubungan kami di masa
berikutnya. Sepanjang masa kecilku, masa remaja, dan masa dewasa ku, jalinan ikatan
di antara kami semakin kokoh. Setiap tahun, saat kami merayakan ulang tahun,
kami menjadi semakin serasi, semakin
saling memahami, semakin
berbagi pengetahuan dan semangat. Kami berbagi mimpi, masalah, hobi, acara belanja, diskusi mendalam, segalanya. Melalui ini semua, aku
dan mama bekerja sama sebagai satu tim.
Langganan:
Postingan (Atom)